Kalau hari minggu datang, rasanya itu males banget. Nothing to do . . Padahal kalau masuk sekolah maunya libur. Apalagi hari ini rutinitas ke Mandala Krida dibatalkan. Bosaaan . . .
Tapi sepertinya hari Minggu kali ini aku ada kerjaan. Tugas kelompok di rumah Pandan dan ngeband seperti biasa.
Pagi-pagi, rumah sudah diselimuti hawa gag enak. Mungkin persiapan pengajian di rumahku cukup menguras tenaga kedua orangtuaku. Aku sebagai anak jadi ga nyaman. Jam 9 aku meminta papaku untuk segera meluncur ke rumah Pandan naik mobil.
Sampailah di rumah Pandan, walau untuk masuk gangnya aku harus jalan kaki. Paling pojok kanan . .. Dan syukurlah aku tidak salah rumah. Rumah bergaya klasik itu tampak unik dan menarik perhatianku. Belum ada yang datang saat itu. So . . . I was the first!
Setelah aku, munculah Sarah (payungan pake pianika). Yee Sarah bawa Oreo! Jadilah kami makan sambil menunggu Andhika datang (dia yang membawa barang-barang pentingnya). Baru dibicarain, thu anak muncul.
Yang unik dari kelompok sejarah kami ini adalah semua anggotanya gag bisa naik motor (ada yang trauma, ada yang gag ada yang ngajarin, ada yang gag dibolehin, dan ada yang males latihan). Semuanya (kecuali tuan rumah) dianter naik mobil.
Jadi sambil mengerjakan tugas (maaf saya tidak bisa berbuat apa-apa), kami mendengarkan cerita Andhika tentang gebetannya yang berinsial L. Ceritanya, si L ini lagi nontong bareng si X. Si L ngajakin Andhika mau ikut nonton apa gag (21 lagi penuh pada saat itu). Tapi siapa itu si X? Berdasarkan saran dari Sarah, Andhika pun menanyakan identitas X. Dan syukurlah jawabannya teman cewenya! Sipp kalo uda jadian, PJnya ya . . .
Jadi si Andhika pun pergi begitu saja, tapi tak apalah. Toh dia udah nanggung biaya bahan-bahannya.
Aku, Pandan, dan Sarah memilih makan siang terlebih dahulu. Waktu masuk ke rumahnya, wow adlah kata yang tepat untuk melukiskannya. Penuh lukisan dan buku dimana-mana. Waktu memdengar cerita Vita tentang rumah Pandan, aku hanya membayangkan sekedarnya. Ternyata lebih dari dugaanku. Ah tapi bagus kok, ketimbang rumahku yang membosankan.
Setelah makan, kami pergi jalan-jalan. Awalnya untuk beli eskrim, tapi ternyata ga ada yang jual. Jadi kami jalan-jalan keliling sawah. Ah senangnya masih ada sawah yang menentramkan hati . .. Tapi sayang ada sampah yang mengganggu pemandangan. But that's okay . . . Kapan sih masyarakat kita sadar akan pentingnya buang sampah pada tempatnya.
Sambil menikmati pemandangan, narsis must go on! Click!
Setelah puas jalan-jalan, kami yang merasa haus memutuskan untuk mebeli soda gembira. Oh My God . . . Mahal banget! 5500! Mending juga beli nasi goreng magelangan. Tapi berhubung kami haus bukannya lapar, jadilah kami beli soda gembira.
Itu adalah kali pertama aku membeli soda gembira. Awalnya, enak juga. Tapi lama-lama mual! Rasanya kembung dan aku tidak kuat minum lagi. Pandan bisa menghabiskan minumannya sementara aku dan Sarah memutuskan untuk membawanya pulang.
Sarah sudah dijemput, tinggalah aku sendiri. Tapi senang juga, walau teras rumah Pandan penuh dengan gabus (maaf ya ndoro . . .) . .. .
Dan aku baru sadar kalau celanaku di bagian lutut robek, besar dan parah. Kata papaku: PREMAN KOK JILBABAN.
Aku pulang jam 2 siang, dan ingat ada latihan band jam 3. Ah bosan dan males! Tapi kuputuskan untuk datang. Aku sudah terlalu sering tidak datang.
Awalnya: BOSAN. Semua sibuk dengan acaranya masing-masing dan aku dicuekin. Rahmaningrum berhalangan hadir, dan aku benar-benar sendiri. Tapi syukurlah aku datang, karena aku jadi tahu melodi MC (lagu band kami, lagu menjijikkan saking jeleknya hanya kutulis inisialnya) dan mendapat cerita seru. Apa lagi kalaub bukan antara Nakrib, Gessa, dan Yudha.
Ceritanya, Yudha dan Gessa mau pulang dengan cara kabur, tapi dicegah Nakrib dengan cara mengambil jamper milik Yudha. Yudha membalas dengan mengambil tas milik Nakrib. Jadilah mereka rebutan.
Waktu diskusi nama band, semuanya ribut. Ayu yang harusnya main keyboard malah belajar bass sama Dendi, sementara Gessa malah main keyboard dan Yudha main drum. Nakrib sampai kewalahan! Dan tak ada keputusan nama band.
Menyedihkan sekali. Kekacauan itu tak berhenti sampai situ. ydha berpura-pura menangis dan merengek pada Ayu agar Nakrib mengembalikan jampernya. Tapi Nakrib berkilah kalau Yudha yang duluan. Ampun lucu banget. Dan sambil tertawa aku berusaha menagabadikan kekacauan itu.
Maaf hanya sedikit yang aku upload . .. Sekarang saatnya belajar dan ngerjain pe.er. Hari ini cukup seru, dan pasti lebih seru lagi kalau pagi tadi tidak ada kendala cuaca (main ke Mandala Krida). Ya nikmati saja hari Minggu kali ini.
11.22.2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
enak kamu. bisa maen. lha aku? sakit. pusing. mana "umble" tiap detik meluncur dengan deras!!
ReplyDeletewah , mungkin aku terlalu "llaby" (baca:lebay)
hehehehehe...
eh ajarin dunk biar judul'na bisa jalan-jalan gituw...
Iya nikmati saja sakitnya, setidaknya sarafmu masih berfungsi dengan baik wkwkwkwk ...
ReplyDeleteweh judul jalan-jalan begini kesannya alay . .