Pagi hari aku disambut oleh mendung suram yang bikin hati ga enak. Aku kira hal buruk akan terjadi hari itu, tapi . . . .
Ya please listen my story . . .
Pelajaran pertama adalah bahasa Inggris. Tidak ada yang spesial, hanya mencocokkan latihan kemarin. Nilaiku benar-benar turun, dan aku shock. Tapi itu bukan hal spesial yang terjadi pada hari ini.
Pelajaran kedua BK (Bimbingan Konseling). Kalo melihat hari-hari yang lalu sih, pastinya bakal ada jam kosong, karena gurunya ga pernah dateng (PEMALAS). Tapi ternyata, ada dua orang mahasiswi dari jurusan psikologi datang. Nama mereka Mbak Bibit dan Mbak Sandra (ga sekalian Bibit sama Chandra?).
Mereka mengajak kami bermain. Jadi kami pergi ke lapangan dan mengikuti perintah dari si mbak. Beruntung mbak-mbaknya ramah.
Jadi apa permainannya? Sederhana. SANGAT SEDERHANA. Saking sederhananya kelihatan tolol dan konyol. Jadi kami disuruh membuat lingkaran, dan berhitung masing-masig 1, 2, dan 3. Yang kena angka 2 harus jadi sapi, sementara sisanya jadi kandang.
Dan aku jadi sapinya.
Lalu, mbaknya menceritakan sebuah kisah (?) tentang petani yang punya ladang dan ternak. Kalau mbaknya bilang 'sapi' maka kami-kami yang menjadi sapi harus segera berpindah kandang (kandang merupakan anak yang dapet nomer 1 dan 3). Kalau mbaknya bilang 'kandang' maka si nomer 1 dan 3 harus bertukar pasangan.
Tentu saja kami bersengkokol.
Para 'sapi' dan 'kandang' yang tidak dapet pasangan disuruh ke tengah-tengah lingkaran dan bernyanyi C.O.C.O.N.U.T. Benar-benar deh . . .
Ketika ditanya 'apa yang bisa kalian dapat dari permainan ini?'. Gessa menjawab: MENDAPAT MALU. Hyaah mentang-mentang deket situ banyak cewe . . .
Kemudian bel tanda istirahat berdering, tak ada yang spesial di sesi ini.
Setelah istirahat selesai, seharusnya pelajaran fisika. Tapi berhubung Pak AB ga masuk, jadi Mbak Sandra dan Mbak Bibit pun mengambil alih kelas. Kami diajak membicarakan masalah cita-cita dan motivasi. Kami juga disuruh menggambar pohon.
Pohon? Biologi? Bukan. Jadi pohon itu dianggap sebagai cita-cita dan perjuangan kami. Selain itu, kami juga harus menuliskan motivasi kami.
Pandan disuruh membacakan isi tulisannya. Dan cita-citanya: INGIN LULUS DAN MASUK SMA YANG DIINGINKAN. Good, ndoro! Ketika ditanya "apa motivasimu?". Jawabannya: TIDAK TAHU.
Tapi memang seperti itulah kebanyakan jawaban kami. Dan sepertinya mbak-mbak itu miris melihat kami tak punya motivasi. Jadi mereka menyetel sebuah film tentang Lena Maria, seorang wanita yang terlahir cacat tidak punya kedua lengan dan salah satu kakinya hanya tumbuh setengah. Tapi ternyata dia bisa mendapatkan medali renang sekaligus memecah rekor tercepat, mengemudi, bermain musik, melukis, makan dengan sumpit, dan memasak. Meski untuk semua itu harus menggunakan kakinya. Dia sendiri juga sudah menikah.
Benar-benar hebat, dan kami semua sampai terpana sampai-sampai tak bisa melukiskan kata-kata yang tepat.
Setelah itu pelajaran matematika. ULANGAN MENDADAK! Wah repot! Sebenernya soal-soalnya ga begitu sulit, cuma ada satu nomer yang merepotkan karena kami rasa cara untuk nomer tersebut belum diajarkan.
Berapapun hasilnya, terima saja . .
Dan pulang sekolah benar-benar merupakan puncak kacau! Beberapa dari kami mengerjakan tugas sejarah (Pandan, Sarah, Andhika, yang bener dong . . . Ayo kerja! Deadline sudah di depan mata!). Ya, lem dan peralatan m,engguntingku dibawa kelompok lain, sampai nyaris hilang dan lemku hampir habis. Tapi tak apalah . . . Toh bukan itu kekacauannya.
Untuk tugas ini beberapa kelompok membawa gabus, yang ternyata malah dijadikan mainan. Awalnya sih aku tidak tahu bagaimana bisa, tapi gabus salah satu kelompok ditendang Agung sehingga gabus itu sudah tak bisa dipakai.
Tau sendirilah, gabus. Bisa menjadi mainan yang mengasyikkan. Sarah membuat salju-saljuan dari situ, dan aku tertarik. Nandut juga. Kami membuat salju-saljuan dari gabus-gabus yang sudah tak terpakai, dan menyebarkannya ke seluruh kelas.
Asyik! Kelas tampak lebih sru sekarang. Kami menaburi beberapa anak dengan salju gabus, termasuk orang yang lagi mbojo. Kelas benar-benar kotor dengan salju gabus. Farah dan Fadiah kaget: KOK KELAS JADI KOTOR BEGINI? KASIHAN PAK CS.NYA!!!
Oh okay . . . Kan jarang-jarang kami bisa bersenang-senang seperti ini . . . Biar yang gala 4 kaget, ini kelas atau apa sih?
Setelah itu . . .
Hmph . . .
Nothing, kecuali petir yang menyambar-nyambar dan uang di dompetku tinggal 500 perak.
Dan maaf sekali tak ada foto yang bisa diupload, jadi bayangkan sendiri serunya.
11.20.2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment